x

CEO ArtaSariMediaGroup ; “Media Sebaiknya Mengedukasi Hal Positif”

5 minutes reading
Thursday, 19 Jun 2025 07:16 1 85 BeltimNyamanBekawan

Manggar | Belitung Timur | Bangka Belitung | BeltimNyamanBekawan.Com | ArtaSariMediaGroup ~ Di tengah arus informasi yang semakin deras dan kompleks, peran media massa menjadi semakin krusial dalam membentuk opini publik dan membangun peradaban.

Namun, tidak sedikit yang menyayangkan arah pemberitaan yang kerap kali didominasi oleh isu negatif, sensasional, bahkan provokatif. Padahal, hakikat utama media adalah menjadi sarana edukasi yang membangun, bukan sekadar mencari perhatian atau keuntungan semata,” demikian CEO ArtaSariMediaGroup & JSCgroupmedia Rajo Ameh panggilan akrab dari Alizar Tanjung B.Sc Mi St. Rajo Ameh kepada media & masyarakat saat bincang-bincang santai di warkop.

Rajo Ameh juga mengungkapkan peranan media bukanlah hanya sekedar menyampaikan berita saja tapi juga turut mendidik masyarakat dan bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi dari apa yang telah dicapai sekarang, “Jadi peranan media sesungguhnya sangat kruisal sekali karena dia bisa dikases oleh semua orang dan semua pihak,” ungkap pria yang pernah menjadi wartawan Jawapos Group tersebut.

Kita semua tahu dan paham bahkan mengerti bahwa dalam sejarahnya, media dikenal sebagai pilar keempat demokrasi, setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Peran ini menempatkan media sebagai penyalur informasi, pengawas kebijakan, serta pengedukasi masyarakat. Namun realitasnya hari ini menunjukkan bahwa fungsi edukatif media mulai tergerus oleh tuntutan rating dan klik, mungkin juga ada tuntutan lainnya yang menjadi target tersendiri.

Dalam berbagai literasi, Menurut Dr. Farida Sahab, M.Si, seorang Pakar Komunikasi dari Universitas Khairun Ternate, mengatakan media yang sehat seharusnya menyampaikan konten yang bermakna positif dan sehat seperti berisikan :

* Mencerahkan cara berpikir masyarakat,
* Mendorong perilaku produktif dan toleran,
* Membangun semangat literasi dan kemanusiaan.

See also  Fathiya Cs Mahasiswa Asal Gantung Raih Juara 1 BIEF Fair 2025

Dari uraian Pakar Komunikasi Dr. Farida Sahab M.Si tersebut jelas ia mendefinisikan bahwa Media seharusnya tidak hanya memberitakan konflik atau kekurangan saja. Tapi juga perlu mengangkat kisah inspiratif, prestasi anak bangsa, budaya lokal, dan solusi dari berbagai persoalan yang ada disekitar masyarakat,” demikian keterangannya dalam sebuah seminar bertajuk Etika dan Masa Depan Media Digital di Ternate, beberapa waktu lalu.

Konten Positif: Edukasi, Budaya, dan Inspirasi Lokal

Dalam hal lainnya, sebagai penulis atau jurnalis atau lebih dikenal sebagai seorang berprofesi wartawan, kita juga bisa mengeksploitasi berbagai hal yang ada disekitar kita atau didaerah tempat kita bertugas sehingga akan menambah semarak suasana informasi yang informatif.

Walaupun selalu hangat berita politik, hukum dan beberapa moment lainnya tapi hal lain tentu tak bisa juga kita abaikan seperti mengangkat berbagai destinasi wisata didaerah kita Belitung Timur, atau hal lainnya yang bisa membuat kita inspiratif.

Di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya Belitung Timur, masih banyak potensi berita yang bernilai edukatif, inspiratif atau informatif namun luput dari perhatian kita sebagai awak media, seperti :

* Kisah guru-guru di pulau terluar yang berjuang tanpa fasilitas,
* Inovasi bagaimana fenomena pendidikan di Belitung Timur,
* Upaya pelestarian kesenian dan budaya Belitung Timur seperti Campak dan lain sebagainya.

Hal diatas merupakan salahsatunya atau diantaranya saja yang bisa kita kemas dan dijadikan sebuah tulisan menarik sekaligus menggugah Pemerintah Daerah dan para tokoh masyarakat yang bersangkutan juga mengingatkan akan dampaknya jika hal tersebut diabaikan keberadaannya.

See also  Siapa Berminat? Modal Koperasi Merah Putih Rp3 Miliar per Unit

“Sayangnya, cerita-cerita ini kalah pamor dari judul-judul yang bersifat provokatif atau penuh konflik, seperti pertikaian politik lokal atau isu kriminalitas yang dibumbui berlebihan, atau hal lainnya,” tutur Rajo Ameh.

Media Lokal Bisa Jadi Teladan

Berkembangnya kehidupan media yang terus menambah jumlahnya dalam hal kuantitas menjadi sebuah fenomena tersendiri atas perkembangan alat informasi seperti kebanyakan media digitasl saat ini.

Ketika media terus bertambah jumlahnya dan meningkatnya profesionalitas kewartawanan seseorang maka sewajarnya lah masyarakat dapat lebih mudah untuk mengakses berbagai informasi yang berkembang atau dibutuhkannya, semoga hal ini bisa terus terjadi,” ucapnya.

Beberapa media lokal mulai bergerak ke arah yang lebih konstruktif. Misalnya, seperti Portal Berita BeltimNyamanBekawan.Com BabelEkspress.News BabelBerdaya.Com DjossNews.Com BeltimKaya.Com BerlianPos.Com dan lain sebagainya.

Sebagai Portal Berita daerah dan sekitarnya, Portal Berita tersebut diatas telah memulai berinteraif dan berinteraksi dengan masyarakat atau pembacanya sejak awal berdiri, “Saya pikir begitulah misi media sehingga ada komunikasi dua arah dan bukan satu arah”,” terang pria yang pernah juga menjadi salahsatu manager di Lomasasta Group.

Mengangkat potensi daerah dari berbagai aspek kehidupan masyarakat merupakan hal yang sangat membantu Pemerintah Daerah dalam mengembangkannya dan memberikan informasi kepada para investor sehingga mereka tertarik ber-investasi atau setidaknya berkunjung ke Kabupaten Satu Hati Bangun Negeri ini. “Berbagai harapan positif yang maju dan berkembang harus kita tumbuhkan dan suarakan melalui media sehingga masyarakat tidak pesimis,” imbuh Rajo Ameh.

Menurut salah seorang Jurnalis dari Ternate yaitu Jasman La Ode mengatakan ini adalah bentuk tanggung jawab moral media untuk menciptakan ruang harapan di tengah gelombang pesimisme sosial. Berita positif bukan berarti tidak kritis. Tapi harus menyertakan solusi, bukan hanya menyoroti masalah,” ujarnya.

See also  Berobat Pakai KTP, Rajo Ameh ; Program Kerja Bupati Pertegas Misi BPJS

Dampak Berita Negatif Tanpa Edukasi

Media sebagai alat digital informasi perlunya memberikan informasi yang berimbang dan konstruktif serta edukatif agar pondasi berpikir masyarakat semakin kuat dan smakin bijak dalam berkomentar maupun bertindak yang juga merupakan bagian dari sebuah edukasi.

Dalam hal pemberitaan, jika terlalu banyak paparan berita negatif, tanpa konteks dan edukasi yang seimbang, bisa menyebabkan beberapa hal sebagai berikut :

* Ketakutan massal (moral panic),
* Polarisasi sosial dan ujaran kebencian,
* Kehilangan kepercayaan publik terhadap media.

Penelitian dari Kominfo tahun 2024 mencatat, 67% anak muda dan masyarakat merasa berita yang mereka konsumsi di media sosial “membuat stres” karena terlalu banyak konten konflik dan pesimistis.

Solusi: Media sebagai Ruang Edukasi Positif

Untuk mewujudkan media yang mendidik, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah :

1. Meningkatkan literasi jurnalis tentang jurnalisme konstruktif.
2. Menghadirkan rubrik edukatif yang konsisten, bukan musiman.
3. Membuka ruang partisipasi masyarakat untuk mengirimkan konten inspiratif.
4. Memperkuat kerja sama dengan lembaga pendidikan, budaya, dan komunitas lokal.

Media sebagai Kompas Peradaban tentunya juga Media bukan hanya cermin masyarakat, tapi juga kompas peradaban. Jika media terus-menerus menyiarkan hal-hal negatif tanpa edukasi, maka masyarakat pun akan terseret dalam narasi destruktif. Namun jika media mengedepankan hal-hal yang membangun, informatif, dan menginspirasi**, maka media akan menjadi cahaya penuntun bagi bangsa, khususnya generasi muda di era digital.

Mari kita bersama-sama mendorong media kembali ke jati dirinya, sebagai penjaga nilai, penyampai kebenaran, dan penggerak perubahan yang positif. | Team */Redaksi | *** |

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x