x

Pengelolaan Sampah, Jalan Baru Diversifikasi Ekonomi Belitung Timur

6 minutes reading
Friday, 18 Jul 2025 04:36 1 273 BeltimNyamanBekawan

Purwokerto | Banyumas | Jawa Tengah | BeltimNyamanBekawan.Com | ArtaSariMediaGroup ~ Pengelolaan sampah tidak lagi semata menjadi urusan kebersihan dan lingkungan. Di tengah upaya mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru, pengelolaan sampah kini mulai dilirik sebagai sektor strategis yang dapat mendorong diversifikasi ekonomi nasional. Melalui pendekatan ekonomi sirkular, pengelolaan sampah memberi peluang penciptaan lapangan kerja, penguatan UMKM, serta pembangunan ekonomi berbasis masyarakat.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah per tahun. Dari jumlah tersebut, lebih dari separuh merupakan sampah organik dan plastik yang berpotensi didaur ulang. Namun, sebagian besar sampah tersebut masih berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan tidak termanfaatkan secara optimal.

Potensi Ekonomi
Kepala Subdirektorat Pengurangan Sampah KLHK, Dida Gardera, mengatakan bahwa sampah sebenarnya memiliki nilai ekonomi tinggi apabila dikelola dengan tepat. “Jika hanya 30 persen dari total sampah nasional dapat dimanfaatkan, potensi ekonomi yang dihasilkan bisa mencapai puluhan triliun rupiah setiap tahun,” ujarnya, Rabu (17/7/2025).

Sejumlah kota mulai mengembangkan pendekatan ini. Di Surabaya, misalnya, bank-bank sampah dikelola secara kolektif oleh warga untuk menukar sampah dengan kebutuhan pokok. Di Bandung, pemerintah kota menjalin kemitraan dengan pelaku usaha daur ulang dan komunitas pemulung dalam pengelolaan sampah plastik.

Sementara itu, sejumlah usaha kecil menengah mulai memanfaatkan limbah sebagai bahan baku utama. Mulai dari tas, furnitur, hingga bahan bangunan berbahan dasar plastik atau organik, menjadi produk yang dijual kembali di pasar lokal maupun daring.

Tumbuhnya Ekosistem Bisnis
Kehadiran pelaku usaha rintisan (startup) turut mempercepat transformasi sektor ini. Perusahaan seperti Gringgo dan Waste4Change mengembangkan sistem digital untuk pemilahan, pengangkutan, dan pelaporan sampah rumah tangga secara terintegrasi.

See also  Hari Ini [2/6] Gaji 13 PNS Dibayarkan, Silakan Intip Rinciannya & Tunjangannya

Di sisi lain, konsep kemitraan antara pemerintah dan swasta mulai diterapkan dalam skala besar. Proyek pengolahan sampah menjadi energi seperti Refuse-Derived Fuel (RDF) kini menjadi bagian dari strategi pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil, sembari memperpanjang usia pakai TPA.

“Model RDF sudah berjalan di Cilacap, dan rencananya akan diperluas ke kota-kota lain. Ini menunjukkan bahwa sampah bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati.

Inklusif dan Berkelanjutan
Di luar aspek ekonomi, pengelolaan sampah juga berperan dalam pemberdayaan sosial. Banyak bank sampah dikelola oleh ibu rumah tangga, komunitas lokal, hingga koperasi warga. Aktivitas ini membuka peluang penghasilan tambahan sekaligus membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya pengelolaan lingkungan.

“Bank sampah bukan hanya soal daur ulang. Ini soal kemandirian ekonomi warga,” kata Sulastri (47), pengelola Bank Sampah “Mawar” di Sleman, DI Yogyakarta. Ia mengelola lebih dari 3 ton sampah per bulan dan bekerja sama dengan 40 kepala keluarga di lingkungannya.

Tantangan dan Jalan ke Depan
Meski peluang terbuka lebar, tantangan tetap ada. Infrastruktur pengelolaan sampah masih belum merata di berbagai daerah. Di samping itu, stigma negatif terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan sampah masih cukup kuat di masyarakat.

Untuk itu, dibutuhkan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam membangun ekosistem ekonomi sirkular yang inklusif. Edukasi publik, insentif bagi pelaku usaha, serta dukungan regulasi menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.

Pemerintah melalui UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah serta sejumlah peraturan daerah mulai menyediakan landasan hukum bagi tumbuhnya industri daur ulang dan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

See also  Penguatan Kelembagaan, Komjak RI dan UNS Kupang Teken MoU & PKS

Menuju Ekonomi Sirkular
Model ekonomi sirkular yang mengedepankan prinsip pemanfaatan ulang dan pengurangan limbah kini menjadi arah kebijakan yang semakin relevan. Di tengah krisis iklim dan kebutuhan ekonomi yang semakin kompleks, pengelolaan sampah dapat menjadi pilar baru yang menjanjikan, selama didukung oleh kebijakan, inovasi, dan keterlibatan publik secara luas.

Bupati Beltim Ingin Diversifikasi Ekonomi Beltim Lewat Inovasi Pengelolaan Sampah

Bupati Belitung Timur, Kamarudin Muten menegaskan pentingnya pengelolaan sampah yang baik sebagai bagian dari solusi lingkungan sekaligus diversifikasi ekonomi baru bagi masyarakat.

Hal ini disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke Tempat Pembuangan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) di Desa Wlahar Wetan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (15/7/2025).

Kamarudin menyampaikan pola pengelolaan sampah yang diterapkan Pemerintah Kabupaten Banyumas layak dijadikan contoh karena tidak hanya mampu mengurangi volume sampah, tetapi juga mengubahnya menjadi produk-produk yang memiliki nilai ekonomi.

“Di sini, sampah dipandang bukan lagi masalah, tetapi sumber daya. Ini dimulai dari masyarakat yang memilah dan mengelola sampah secara swadaya di tingkat hulu, kemudian diolah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) desa, dan akhirnya residu ditangani di TPA BLE. Produk akhirnya luar biasa, mulai dari paving block, atap, bata, biji plastik, pakan maggot, hingga pupuk kompos,” ujar Kamarudin.

Perlu diketahui, pengelolaan sampah di Banyumas dilakukan secara menyeluruh, dari hulu ke hilir. Pada level masyarakat, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di setiap desa diberdayakan untuk mengumpulkan sampah rumah tangga yang sudah dipilah menjadi organik dan anorganik. Sampah organik sebagian besar diolah menjadi pakan maggot dan kompos, sementara sampah anorganik diolah menjadi produk bernilai seperti paving block, atap, bata, dan biji plastik.

Kamarudin mengapresiasi adanya berbagai inovasi yang mendukung sistem ini, seperti aplikasi digital Sampah Online Banyumas (Salinmas) yang mempermudah masyarakat menjual sampahnya ke Pemkab, serta layanan antar jemput sampah lewat aplikasi Ojeke Inyong (Jeknyong).

See also  Berobat Pakai KTP, Rajo Ameh ; Program Kerja Bupati Pertegas Misi BPJS

“Semua ini membuat masyarakat terlibat aktif, punya nilai ekonomi, dan lingkungan tetap terjaga. Itulah model yang kita inginkan juga untuk Belitung Timur ke depan,” katanya.

TPA BLE Banyumas sendiri sudah menjadi percontohan nasional. Kapasitas pengolahan sampahnya mencapai 75 ton per hari, melayani residu dari berbagai TPST di desa-desa. Selain sebagai tempat pembuangan akhir, BLE juga menjadi pusat edukasi lingkungan.

Fasilitas yang tersedia cukup lengkap, mulai dari TPST, mesin pemilah sampah organik dan anorganik, aplikasi Salinmas dan Jeknyong, Pusat Daur Ulang (PDU), mesin pirolisis untuk mengolah sampah menjadi Refused Derived Fuel (RDF), hingga mesin pembuat paving block.

Dengan sistem ini, TPA BLE mampu mengurangi timbunan sampah di hilir hingga hampir 45%. Konsep edukasi juga terus dikembangkan agar generasi muda terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan.Kamarudin menilai pola seperti ini dapat diadaptasi di Belitung Timur dengan melibatkan masyarakat dan menggandeng investor.

Pemkab Belitung Timur juga akan membuka peluang bagi investor yang berminat membangun pabrik pengolahan sampah di daerahnya.

“Kita ingin ada investasi di sektor ini supaya ada diversifikasi ekonomi. Dengan teknologi dan partisipasi masyarakat, sampah bisa jadi sumber penghidupan baru bagi warga Belitung Timur,” tegasnya.

Kamarudin juga berharap, keberhasilan Banyumas dapat menjadi inspirasi masyarakat Beltim untuk lebih peduli pada lingkungan sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari pengelolaan sampah yang baik.

“Kalau di sini saja bisa dikelola dengan baik, saya yakin di Beltim juga bisa. Ini tinggal kemauan bersama, masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha,” katanya. | BeltimNyamanBekawan.Com | */DiskominfoSP | *** |

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x